Welcome minna~~this blog is a share from @Otakugakure (Twitter) Enjoy your visit :) If you want to take out something, give proper credit, please :D Sankyuu~~~

DHARMAPUTRA - Winehsuka

Kamis, 11 April 2013



Dharmaputra Winehsuka merupakan pasukan khusus yang disiapkan sebagai pasukan elit pelindung raja Majapahit, beranggotakan 7 orang pendekar tiada tanding : Yuyu, Wedeng, Banyak, Pangsa, Tanca serta 2 orang paling tangguh dari mereka bertujuh yaitu Kuti dan Semi.

Sebagai Dharmaputra, ketujuh pendekar tersebut bersumpah "Satya bela bakti prabu", setia berbakti dan melindungi Raja dengan taruhan nyawa. Tetapi Raja Jayanegara, yang merupakan raja Majapahit generasi ke-2 menggantikan ayahnya Sanggramawijaya, adalah raja bodoh yang tidak becus dalam memerintah menyebabkan Majapahit lemah serta rakyat sengsara. Sehingga timbul keraguan di hati Semi, pantaskah "Satya bela bakti prabu" diucapkan bagi Raja Jayanegara?

Kebodohan Prabu Jayanegara akhirnya menyebabkan perang, perang yang terjadi atas dasar isu belaka. Semi yang sudah meragukan pemerintahan Prabu Jayanegara, mengambil kesempatan ini untuk ikut bertempur melawan kubu Jayanegara. Pertempuran sengit pun tidak terelakkan antara Kuti, yang masih setia mengemban amanat "Satya bela bakti prabu", melawan Semi yang telah menanggalkannya.

Bagaimanakah akhir kisah pertempuran epik ini? Cari tau segera dengan membeli komiknya di toko buku terdekat. Diterbitkan oleh Koloni (Komik Lokal Indonesia), imprint dari PT Gramedia (M&C) unit Komik dan Majalah, yang khusus menerbitkan komik karya komikus / cergamis Indonesia.

GAMBAR LAGA YANG MEMUKAU

Alex mengisahkan tentang para Dharmaputra yang berjumlah 7 orang ini. Mereka adalah pasukan elit yang menjadi pelindung raja. Dibentuk oleh Raja Sanggramawijaya semasa hidupnya, untuk melindungi Jayanegara yang menjadi penggantinya. Para Dharmaputra bersumpah dalam “Satya Bela Bakti Prabu” Mereka bersumpah melindungi raja dengan taruhan nyawa.

Selanjutnya, Alex menggulirkan kisah ketika di masa Jayanegara terdapat tokoh Halayudha , seorang senopati yang menyimpan ambisi kekuasaan. Ia menghasut raja dengan menceritakan kabar bohong, bakal terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh Nambi. Kala itu, Nambi sedang melayat ayahnya yang meninggal di wilayah Kerajaan Lumajang. Ra Semi ikut melayat sebagai perwakilan dari Dharmaputra.

Raja terpengaruh hasutan Halayudha. Ia minta Halayudha untuk memimpin penumpasan terhadap Nambi. Disertai para Dharmaputra dan Jayanegara, Halayudha memimpin pasukan. Dalam kancah pertempuran, Nambi tewas. Ra Semi yang saat itu berada dalam “wilayah konflik” juga tewas di tangan sesama anggota Dharmaputra. Atas jasanya inilah, Halayudha diangkat menjadi mahapatih Kerajaan Majapahit. Di akhir kisah, para Dharmaputra menghadiri upacara perabuan Semi. Kuti mengantarkan abu jasad Semi kepada Nyi Ranum, istri Semi.

Sebuah adegan epilog yang dilukiskan Alex, cukup menggetarkan. Yaitu saat istri Ra Semi melarung abu jasad suaminya di sebuah telaga. Di keheningan telaga itu, sosok Semi digambarkan bangkit dan istrinya bersimpuh di hadapannya, sembari berucap: Selamat datang kembali kakang Semi. Ini sebuah adegan yang begitu kreatif.

Komik ini menjadi menarik karena keberanian Alex memberi tafsir babakan dalam perjalanan Kerajaan Majapahit. Fokusnya pada lebih banyak adegan laga, tampaknya juga bentuk upaya menjadikan Dharmaputra Winehsuka lebih ringan dan disukai pembaca (yang pastinya deperuntukkan untuk remaja/muda). Keinginan Alex menghadirkan pertempuran dengan jurus-jurus ilmu Brajamusti patut mendapat apresiasi. Seolah Alex ingin mengatakan, ‘Ini lho kanuragan negeri sendiri, yang tak kalah dengan jurus-jurusnya Telapak Sakti dari negeri seberang.”

Menarik juga tafsir Alex pada gambaran karakter tokoh-tokohnya, plus tata busana plus aksesoris yang disesuaikan dengan zaman ini. Teman saya, David Siahaan, menyebutnya dengan istilaf futuristik, sebuah istilah yang begitu tepat. Ini tentu juga diniatkan untuk menarik minat pembaca.

Kemampuan gambar Alex juga prima. Ekspresif. Ada upaya menemukan “personal style”. Saya sangat menikmati berlembar-lembar adegan laga, yang memang memukau dengan beragam angle. Meski dengan kemampuan lebih seperti itu, Alex tetap rendah hati. Dalam catatan pengantarnya, ia mengungkapkan permintaan maaf bila karyanya kurang memuaskan. Bahkan, ia menunggu hujatan pembaca.

Direkomendasikan bagi :
-yang suka cerita bertema sejarah / kolosal
-yang suka cerita silat / pertarungan tipe komik mandarin
-yang suka cari komik dengan tema budaya indo kuno / komik indo kuno zaman dahulu kala
-yang penasaran dan suka koleksi komik lokal

Dari beberapa review mengenai komik ini, ada pro dan kontra. Dengan tema dan judul seperti ini, tampaknya tak banyak orang yang menjamah komik ini. Mungkin hanya sebagian orang yang tahu dan pernah membaca tentang komik ini. Pro terhadap komik ini kebanyakan mengatakan komik cukup humoris, tema sejarah yang oke, artwork yang keren. Namun cukup banyak kontra yang muncul dari komik ini, mulai dari plot yang kurang twisted, gambar pertarungan yang kurang jelas, hingga ada yang mengatakan bahwa Alex terlalu menyimpang dari cerita sejarah (meski memang sejak awal dituliskan di buku bahwa ini hanya fiksi belaka) namun tetap saja tokoh-tokoh yang digunakan adalah nyata dan pernah ada. Yang dianggap menyimpang adalah penggambarannya terhadap tokoh Raja Jayanegara yang dianggap "keterlaluan". Alex menggambarkannya sebagai tokoh yang bodoh bahkan dungu. Sedang menurut seorang viewer tidak sepantasnya raja Majapahit yang pernah memimpin penyerangan dalam suatu perang dianggap bodoh, dungu, dan pengecut. Namun selebihnya tetap kembali pada diri kita masing-masing sebagai viewers, apakah komik ini sesuai selera kita atau tidak ;)

Sources : http://henrykomik.com/wp/2011/01/dharmaputra-winehsuka/
               http://id.shvoong.com/books/children-and-youth/2162451-komik-indonesia-dharmaputra-winehsuka/
               http://cyu.deviantart.com/journal/INDO-ONLY-Review-komik-lokal-Dharmaputra-222391193
               http://www.ngomik.com/comic/dharmaputra-winehsuka/1501

0 komentar:

Posting Komentar