Welcome minna~~this blog is a share from @Otakugakure (Twitter) Enjoy your visit :) If you want to take out something, give proper credit, please :D Sankyuu~~~

Tanabata

Kamis, 04 Agustus 2011





Pada jaman dahulu kala, di suatu desa hiduplah seorang pemuda. Ia hidup dengan mengumpulkan kayu bakar di gunung atau membajak ladang. Pada suatu hari, pemuda itu menemukan benda yang aneh di tengah perjalanan pulang dari ladang.
“Apa ini? Oh, ini pakaian! Alangkah indahnya pakaian ini!” Ia belum pernah melihat pakaian seindah itu. Muncul keinginan untuk memiliki pakaian itu. Ia memasukkan pakaian itu ke dalam keranjang dengan hati-hati dan bersiap pulang ke rumah.
Pada saat itu… “Permisi…”
“Eh, siapa yang memanggilku?”
“Tolong kembalikan pakaian bidadari saya.” “Pa-pakaian bidadari?”
“Betul, kalau tidak ada pakaian bidadari itu, saya tidak bisa pulang ke langit." Wanita itu berkata dengan raut muka hampir menangis. "Saya adalah wanita yang tinggal di langit. Saya bukan wanita dari dunia ini. Saya masuk ke dalam kolam ini dan mandi, tapi lupa waktu. Tolonglah, tolong kembalikan pakaian bidadari saya."
"Pa-pakaian bidadari apa? A-Aku tidak tahu apa itu."
Si Pemuda tidak mengatakan bahwa ia menyembunyikan pakaian bidadari, dan akhirnya ia terus berpura-pura. Bidadari yang menjadi tidak bisa pulang ke langit itu terpaksa tinggal di bumi dengan hati berat. Lalu ia pergi ke rumah pemuda dan mulai hidup bersama dengan pemuda.
Bidadari itu bernama Tanabata. Si pemuda dan Tanabata menjadi suami-istri dan mulai hidup harmonis.
Beberapa tahun telah berlalu. Pada suatu hari ketika si pemuda pergi ke ladang, Tanabata melihat seekor merpati mematukiretakan balok langit-langit. Merpati itu menarik keluar suatu benda.ASTAGA!!!Itu adalah pakaian bidadarinya.
"I-itu adalah..., ternyata dia menyembunyikannya!” Jika memakai pakaian bidadari, ia bisa kembali jadi bidadari.
Hari menjadi sore. Pemuda yang pulang dari ladang terkejut menemukan Tanabata yang berdiri di depan rumah.
"Tanabata! Oh, pakaian bidadari!" Ketika melihat pakaian bidadari itu, si pemuda mengerti apa yang terjadi.
Lalu Tanabata berkata seolah melayang ke langit,"Sayangku, kalau kamu merasa mencintaiku anyamlah 1000 pasang sandal jerami dan kuburkan di sekitar pohon bambu, dengan demikian lita pasti akan bertemu lagi. Tolong.... lakukankah.. Aku akan menunggu."
Tanabata melayang semakin tinggi, lalu kembali ke langit. Pemuda itu sedih sekali. Lalu keesokan harinya ia segera membuat sandal jerami. Ia terus menerus menganyamnya sepanjang hari. Setiap kali menghitung sandal jerami yang dianyam, ia akan berkata "belum cukup", dan terus menganyam lagi, lalu menghitung lagi. Pada suatu hari akhirnya ia selesai menganyam 1000 pasang sandal jerami dan menguburnya di pohon bambu.
“Huff, apakah cukup dengan ini?”Begitu ia selesai mengubur sandal jerami, ternyata bambu itu langsung membesar dengan cepat dan tumbuh tinggi ke langit dengan kokoh. “Oh, aku mengerti! Kalau aku terus memanjat ini, pasti bisa bertemu dengan Tanabata….”
Si Pemuda dengan cepat mulai memanjat bambu yang menjulang tinggi itu. Pada saat jaraknya tinggal sedikit lagi untuk mencapai langit, ia tak kunjung bisa menjangkaunya. Ternyata saat menganyam sandal jerami dengan perasaan ingin segera bertemu Tanabata, sandal jerami yang mesti dikubur sebanyak 1000 pasang hanya berjumlah 999 pasang saja.
Jadi, tinggal selangkah lagi ia baru bisa menjangkaunya. “Tanabata! Tanabata!”
Suara pemuda sampai ke telinga Tanabata yang sedang memintal dengan alat tenun di atas langit. “Wah, jangan-jangan, ini suara….”
Ia mencoba mengintip dari atas awan, & betul, ternyata suara itu suara suaminya yang tercinta. “Sayangku, sayangku!”
“Tanabata, Tanabata!”
Tanabata menjulurkan tangannya lalu mengangkatkan si pemuda ke atas awan. “Tanabata, aku rindu padamu....”
2 orang itu meraih tangan satu sama lain & merasa bahagia. Pada saat itu, muncullah muka laki-laki di sela-sela awan. Ia adl ayah Tanabata.
“Siapa laki-laki itu?” tanya ayah Tanabata. “Ini suami saya,” jawab Tanabata.
“Senang berjumpa dengan Anda,” ujar si Pemuda.
Ayah Tanabata tidak suka putrinya menikah dengan laki-laki dari dunia bawah. Karena itu, ayah Tanabata berpikir untuk menyuruh Pemuda.
“Saya bekerja di ladang atau gunung.”
“Kalau begitu baiklah. Aku minta kamu mengerjakan ini.” Ayah Tanabata menyuruh si Pemuda menaburkan biji-biji di ladang dalam tiga hari. Pemuda itu berusaha, lalu selesai menaburkan biji-biji dalam tiga hari seperti diminta.
Tapi ayah Tanabata berkata lagi,“Aku bilang menaburkan biji-biji di sawah sebelah sana."
“Lho, kok....”Pemuda itu kecewa sekali. Tanabata yang melihat keadaan ini merasa ingin membantu suaminya. Lalu ia meminta bantuan seekot merpati.
"Tolong panggilkan kawan - kawan mu dan sebarkan biji-biji yang ada di ladang ke sawah."
Merpati itu mengumpulkan kawan-kawannya dan mematuki biji-biji di ladang. Lalu terbang ke atas sawah dan menaburkan biji-biji itu dari atas.
Pekerjaan ini selesai dalam sekejap mata.Kali ini Ayah Tanabata merasa kesal menyuruhnya bekerja yang lebih sulit lagi. Ia meminta si Pemuda supaya menjaga ladang labu selama 3 hari 3 malam. Kalau menjaga ladang labu biasanya akan haus. Tetapi kalau labu itu dimakan, akan terjadi masalah yang gawat.
"Pokoknya jangan makan labu!"pesan Tanabata.
Namun, walaupun si Pemuda telah diberitahu oleh Tanabata, ia tidak bisa menahan rasa hausnya. Akhirnya ia tidak tahan lagi dan memakan labu itu.Dalam sekejap mata, air tumpah dari labu itu. Air yang tumpah itu menjadi sungai dan mulai mengalir mengeluarkan suara yang bergemuruh. "Sayangku!" "Tanabata!" Tanabata dan si pemuda terpisah secara tiba - tiba. Dengan demikian sosok kedua yang berhadap-hadapan mengapit sungai itu menjadi bintang Altair dan Vega. Kedua orang ini mendapat izin dari ayah Tanabata untuk bertemu sekali dalam setahun, yaitu pada malam tanggal 7 Juli. Kedua bintang itu sampai sekarang pun masih berkilau-kilauan indah mengapit Bimasakti.
-END-


Source : http://twitter.com/#!/Otakugakure
Pictures : anhellica.deviantart.com ; theblacksunandthewhitemoon.blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar